untuk bapak taufik ismail


30 hari menulis surat cinta, surat ke – 14. Minggu 27 Januari 2013


Aku ingin


Untuk bapak taufik ismail,
Karena saya menghargai karya anda ijinkan saya sampaikan surat ini pada anda, saya ingin dunia juga mengenal puisi anda ini:

Aku Ingin Menulis Puisi,Yang.... (Taufik Ismail)
Aku Ingin Menulis puisi yang membuat orang berumur 55 serasa 25, yang berumur 24 merasa 54 Tahun, dimanapun mereka membacanya, bagaimanapun mereka membacanya : duduk atau berbaring.

Aku Ingin Menulis puisi  untuk penjual rokok kretek, tukang jahit kemeja, penanam lombok dan bawang petai, penambang sampan di sungai, penulis program komputer dan disertasi ilmiah bedah, sehingga mereka berhenti sekejab dari kerja mereka dan sempat berkata : Hidup ini, lumayan Indah.

Aku Ingin Menulis syair buat pensiunan_pensiunan guru SD, pelamar-pelamar lowongan kerja, para pelanggan rumah gadai, plonco-plonci negeri dan swasta, pasien-pasien penyakit asma & kencing gula serta penganggur-penganggur sarjana sehingga mereka baca beberapa baris sajakku, mereka bicara : Hidup di Indonesia, mungkin harapan masih ada.

Aku Ingin Menulis puisi bagi para pensiunan yang pensiunnya dipersulit otorisasinya, tahanan politik & kriminal, siapa juga yang tersiksa, sehingga mereka ingat bahwa keadilan tak putus diperjuangkan

Aku Ingin Menulis sajak yang membuat orang ingat pada Tuhan di waktu senang, senang yang sedang-sedang atau berlebihan.

Barangkali aku bisa menulis demikian.

Tapi aku kepingin menuliskannya

Aku Ingin

Aku Ingin Menulis puisi yang bisa dibidikkan  tepat pada tubuh kehidupan, menembus selaput lendir, jaringan lemak, susunan daging, pembuluh  darah arteri & vena, mengetuk tulang & menembus sumsum, sehingga perubahan fisik & kimiawi, terjadi.

Aku Ingin Menulis puisi di buku catatan rapat-rapat Bappenas, pada agenda muktamar mahasiswa, surat-surat cinta muda-mudi Indonesia, pada kolom kiri lembaran wesel yg tiap bulan dikirimkan orangtua pada anaknya yang sekolah jauh di kota.

Aku Ingin Menulis syair pada cetak-biru biro-biro arsitek, pada payung penerjun terkembang di udara, pada iklan-iklan jamu bersalin, pada tajuk rencana koran ibukota dan pada lagu pop anak-anak muda.

Aku Ingin Menulis sekali lagi puisi mengenang Jenderal Sudirman yang berparu-paru satu, serta tentang sersan & prajurit yang terjun malam di Irian Barat kemudian tersangkut di pepohonan raksasa atau terbenam di rawa-rawa malaria.

Aku Ingin Menulis syair yang mencegah kopral-kopral yang tak pernah bertempur agar berhenti menempeleng sopir-sopir oplet yang tarikannya payah.

Aku Ingin Menulis sajak ambisius yang bisa menghentikan perang saudara & perang tidak bersaudara, puisi konsep gencatan senjata, puisi yang bisa membatalkan pemilihan umum, menambal birokrasi, menghibur para pengungsi & mernyembuhkan pasien-pasien psikiatri.

Aku Ingin Menulis seratus patun  buat kanak-kanak berumur lima tahun & sepuluh tahun hingga bila dibacakan buat mereka, maka mereka tertawa-tawa dan gigi mereka yang putih dan rata jelas kelihatan.

Aku Ingin Menulis puisi yang menyebabkan nasi campur dimakan serasa hidangan hotel-hotel mahal dan yang menyebabkan petani-petani membatalkan niat naik haji dengan menggadaikan sawah & perhiasan emas sang istri.

Aku Ingin Menulis puisi tentang merosotnya pendidikan, tentang Nabi Adam, Keluarga berencana, sepur, Harakiri, Lembah Anai, Amir Machmud, Piccadilly Circus, taman kanak-kanak, Opsus, Raja Idrus, nasi gudeg, Kota Samarkand, Raymind Westerling, Laos, Emil Salim, Roxas Baulevard,Djafar, Nur Aidit, Modal Asing,Checkpoint Charlie,Zaenal Zakse,Utang $ 3 milyar, Pelabuhan Rotterdam, Champ Elysses dan bayi ajaib, semuanya disusun kembali menurut abjad.

Aku Ingin Menulis puisi yang mencegah kemungkinan pedagang-pedagang Jepang merampoki kayu-kayu rimba Kalimantan, melarang penggali-penggali minyak&penanam modal mancanegara menyuapi penguasa-penguasa yang  lemah iman, dan melarang sogokan uang para pejabat bea-cukai serta pengadilan.

Aku Ingin mengubah syair yang menghapuskan dendam anak-anak yatim-piatu yang orangtua dan paman-bibinya terbunuh pada waktu pemberontakkan komunis yang telah silam.

Barangkali aku sempat menuliskannya semua.

Tapi Aku Ingin Menulis puisi-puisi demikian.

Aku Ingin

(Dikutip dari buku GeorgeJunus Aditjondro)





Comments

Popular posts from this blog

mari bercerita tentang apa saja #1

diantara dua malam dan empat kalimat harapan penuh doa

salju [leiden - 2]