Bukan Sekedar Gelar
Untuk yang tercinta
ayah dan ibu.
Ayah dan ibu, gelar
sarjana baru saja saya dapatkan melalui prosesi yudicium sarjana fakultas hukum
unpar pada 3 februari 2014 ini. Resmilah saya dan mahasiswa/i lainnya bergelar
S.H (sarjana hukum). Rasanya baru saja menjadi mahasiswa yang diospek, kini
hari-hari perkuliahan akan menjadi cerita –cerita yang dikenang. Sedkit flashback memasuki pertengahan 2009,
waktu itu bandung terasa sedikit panas. Saya ditemani kakak dan mantannya
mendaftar. Sedikit ragu rasanya ketika seorang siswa SMA mulai menginjak
penetapan untuk kuliah. Apakah jurusan ini tepat? Apakah pilihan saya untuk berkuliah
di Bandung sudah tepat. Pikiran berkecamuk saat saya mendaftar kuliah, dan saya
menetapkan inilah dia.
Hingga akhirnya terjun
ke fakultas hukum unpar ini, hal tersebut tentu bukan tanpa keraguan. Bahkan
saat telah dimulai kuliah inipun hati bergejolak untuk berganti pilihan. Saya
ragu apakah mampu berkuliah dengan keadaan financial
yang saya akui membuat saya terus terpikirkan, membuat saya ragu mampu
membanggakan kalian setelah begitu banyak hal yang mungkin harus kalian lakukan
demi saya melanjutkan kuliah. Pertengahan tahun-tahun sebagai mahasiswa (yang
tak lagi baru), pada 2010 saya jatuh sakit, masuk rumah sakit dan bahkan
terpaksa harus meminta dispensasi untuk tidak ikut ujian. Kembali hati bergejolak, tapi inilah saya
saat saya dihadapkan pada pilihan sulit saya ingat telah memulai hal yang saya
pilih, dan saya jalankan, yang menurut saya harus dijalankan sampai akhir.
Hingga sampailah pada
hari ini, Senin 3 Februari 2014, saya berhasil mendapat gelar sarjana tersebut,
bersamaan dengan ketukan palu dari Dekan. Tanggal kelulusan resmi: 10 Januari
2014. Pada hari ini rasanya begitu banyak beban terlepas, sembari pula langkah
baru harus ditetapkan. Nomor urut 12 Risa Efriani (Latuconsina) dengan predikat
sangat memuaskan. Ini jauh dari sempurna ya ayah, ya ibu. Namun inilah hasil
perjuangan ananda, walaupun melalui sakit, aktivitas organisasi kemahasiswaan
yang padat, maupun keuangan finansial, yang untungnya dibantu oleh beasiswa.
Ternyata saya mampu menjalananinya, bagi saya S.H. bukan hanya sekedar gelar,
ini pula adalah keringat, air mata, darah, tawa, perjuangan, dan semua yang tak
mampu saya dekripsikan dalam kata.
Ayah, ibu, ini pula
bukan sekedar gelar. Ini pula adalah hadiah kecil untuk kalian. Ini adalah
gambaran kebanggaan bahwa usaha kalian tak terbuang sia-sia.
I love you mom, I love you dad. This is special for both
of you.
Warm regards
You’re daughter,
MLBukan Sekedar Gelar
Untuk yang tercinta
ayah dan ibu.
Ayah dan ibu, gelar
sarjana baru saja saya dapatkan melalui prosesi yudicium sarjana fakultas hukum
unpar pada 3 februari 2014 ini. Resmilah saya dan mahasiswa/i lainnya bergelar
S.H (sarjana hukum). Rasanya baru saja menjadi mahasiswa yang diospek, kini
hari-hari perkuliahan akan menjadi cerita –cerita yang dikenang. Sedkit flashback memasuki pertengahan 2009,
waktu itu bandung terasa sedikit panas. Saya ditemani kakak dan mantannya
mendaftar. Sedikit ragu rasanya ketika seorang siswa SMA mulai menginjak
penetapan untuk kuliah. Apakah jurusan ini tepat? Apakah pilihan saya untuk berkuliah
di Bandung sudah tepat. Pikiran berkecamuk saat saya mendaftar kuliah, dan saya
menetapkan inilah dia.
Hingga akhirnya terjun
ke fakultas hukum unpar ini, hal tersebut tentu bukan tanpa keraguan. Bahkan
saat telah dimulai kuliah inipun hati bergejolak untuk berganti pilihan. Saya
ragu apakah mampu berkuliah dengan keadaan financial
yang saya akui membuat saya terus terpikirkan, membuat saya ragu mampu
membanggakan kalian setelah begitu banyak hal yang mungkin harus kalian lakukan
demi saya melanjutkan kuliah. Pertengahan tahun-tahun sebagai mahasiswa (yang
tak lagi baru), pada 2010 saya jatuh sakit, masuk rumah sakit dan bahkan
terpaksa harus meminta dispensasi untuk tidak ikut ujian. Kembali hati bergejolak, tapi inilah saya
saat saya dihadapkan pada pilihan sulit saya ingat telah memulai hal yang saya
pilih, dan saya jalankan, yang menurut saya harus dijalankan sampai akhir.
Hingga sampailah pada
hari ini, Senin 3 Februari 2014, saya berhasil mendapat gelar sarjana tersebut,
bersamaan dengan ketukan palu dari Dekan. Tanggal kelulusan resmi: 10 Januari
2014. Pada hari ini rasanya begitu banyak beban terlepas, sembari pula langkah
baru harus ditetapkan. Nomor urut 12 Risa Efriani (Latuconsina) dengan predikat
sangat memuaskan. Ini jauh dari sempurna ya ayah, ya ibu. Namun inilah hasil
perjuangan ananda, walaupun melalui sakit, aktivitas organisasi kemahasiswaan
yang padat, maupun keuangan finansial, yang untungnya dibantu oleh beasiswa.
Ternyata saya mampu menjalananinya, bagi saya S.H. bukan hanya sekedar gelar,
ini pula adalah keringat, air mata, darah, tawa, perjuangan, dan semua yang tak
mampu saya dekripsikan dalam kata.
Ayah, ibu, ini pula
bukan sekedar gelar. Ini pula adalah hadiah kecil untuk kalian. Ini adalah
gambaran kebanggaan bahwa usaha kalian tak terbuang sia-sia.
I love you mom, I love you dad. This is special for both
of you.
Warm regards
You’re daughter,
ML
*surat hari ke - 3 30 hari menulis surat cinta 2014
Comments
Post a Comment